JAGA DAN RAWATLAH BUMI KITA KARENA BUMI ADALAH RUMAH KITA SAY NO TO GLOBAL WARMING

Rabu, 17 November 2010

TEORI-TEORI TERBENTUKNYA ALAM SEMASTA

    Dewasa ini para astronom menggambarkan alam semesta adalah suatu sistem yang sangat kompleks dan luas yang batas-batasnya belum diketahui. berbagai teori tentang terbentuknya jagat raya telah lahir, namun hanya ada tiga teori yang cukup banyak pengikutnya:

A. Teori Big-Bang ( Dentuman Besar )

     Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini bermula dari ledakan besar sekitar 13,7 milyar tahun yg lalu. Semua materi dan energi yg kini ada di alam terkumpul dalam satu titik yg tidak berdimensi dan kerapatan tak terhingga. Dalam teori ini diterangkan bahwa alam semesta bermula dari ledakan mahadahsyat. Seiring dengan waktu, ruang angkasa mengembang, dan ruang yg memiahkan antar benda langit juga mengembang.


Bukti Penting Yang Semakin Mengukuhkan Big Bang
    
      Data yang diperoleh dari hasil kerja panjang dan teliti membenarkan sejumlah perkiraan yang dibuat puluhan tahun silam di bidang astronomi tentang asal usul galaksi. Di tahun 1960-an, para perumus teori memperkirakan bahwa galaksi-galaksi mungkin mulai terbentuk di wilayah-wilayah di mana materi berkumpul dengan kerapatan yang sedikit lebih besar segera setelah peristiwa Big Bang. Jika perkiraan ini benar, maka cikal bakal galaksi-galaksi itu seharusnya dapat teramati dalam bentuk fluktuasi sangat kecil pada tingkat panas di sisa-sisa radiasi dari Big Bang dan dikenal sebagai Radiasi Latar Alam Semesta.
Radiasi Latar Alam Semesta adalah radiasi panas yang baru mulai dipancarkan 350.000 tahun setelah peristiwa Big Bang. Radiasi ini, yang dipancarkan ke segenap penjuru di alam semesta, menampilkan potret sekilas dari jagat raya berusia 350.000 tahun, dan dapat dipandang sebagai fosil [sisa-sisa peninggalannya] di masa kini. Radiasi ini, yang pertama kali ditemukan pada tahun 1965, diakui sebagai bukti mutlak bagi Big Bang yang disertai berbagai pengkajian dan pengamatan, dan diteliti secara sangat mendalam. Data yang diperoleh dari satelit COBE (Cosmic Background Explorer [Penjelajah Latar Alam Semesta]) pada tahun 1992 membenarkan perkiraan yang dibuat di tahun 1960-an dan mengungkap bahwa  terdapat gelombang-gelombang kecil pada Radiasi Latar Alam Semesta. Meskipun ketika itu sebagian keterkaitan antara gelombang kecil tersebut dengan pembentukan galaksi telah ditentukan, hubungan ini saat itu belum dapat diperlihatkan secara pasti hingga baru-baru ini.
Namun, kaitan penting itu telah berhasil dirangkai dalam sejumlah pengkajian terakhir. Kelompok Colless dan kelompok Eisenstein telah menemukan kesesuaian antara gelombang-gelombang kecil yang terlihat pada Radiasi Latar Alam Semesta dan yang teramati pada jarak antar-galaksi. Dengan demikian telah dibuktikan secara pasti bahwa cikal bakal galaksi terbentuk di tempat-tempat di mana materi yang muncul 350.000 tahun menyusul peristiwa Big Bang saling berkumpul dengan kerapatan yang sedikit lebih besar.
Dalam jumpa pers mengenai pokok bahasan tersebut, Dr. Eisenstein mengatakan bahwa pola tersebarnya galaksi-galaksi di segenap penjuru langit bersesuaian dengan gelombang suara yang memunculkan pola penyebaran itu. Para peneliti berpendapat bahwa gravitasi mempengaruhi gelombang dan mengarahkan bentuk galaksi. Eisenstein membuat pernyataan berikut:
"Kami menganggap hal ini sebagai bukti kuat bahwa gravitasi telah memainkan peran utama dalam membentuk cikal bakal [galaksi] di dalam latar gelombang mikro (yang tersisa dari peristiwa Big Bang) menjadi galaksi-galaksi dan kelompok-kelompok galaksi yang kita saksikan di sekeliling kita."
Dalam sebuah pernyataan kepada lembaga pemberitaan AAP, Russell Cannon, dari kelompok peneliti yang lainnya, mengatakan bahwa penemuan-penemuan tersebut memiliki nilai teramat penting, dan merangkum hasil penting penelitian itu dalam uraian berikut:
"Apa yang telah kami lakukan memperlihatkan pola galaksi-galaksi, penyebaran galaksi-galaksi yang kita saksikan di sini dan saat ini, sepenuhnya cocok dengan pola lain yang terlihat pada sisa-sisa peninggalan peristiwa Big Bang…"
Sejumlah penemuan juga diperoleh dari pengkajian tentang kadar materi dan energi yang membentuk alam semesta, serta bentuk geometris alam semesta. Menurut data ini, alam semesta terdiri dari 4% materi biasa, 25% materi gelap (yakni materi yang tidak dapat diamati tapi ada secara perhitungan), dan sisanya energi gelap (yakni energi misterius [yang tidak diketahui keberadaannya] yang menyebabkan alam semesta mengembang dengan kecepatan lebih besar dari yang diperkirakan). Sedangkan bentuk geometris alam semesta adalah datar.

Para ahli astronomi pendukung teori big-bang:
  1.Vesto Sliper (1932)
      => galaksi-galaksi disekitar kita itu semua bergerak menjauh.
  2.Alan Guth (1980)
      => berhasi menghitung hubungan antara pergeseran spektrum galaksi yg berwarna merah dengam     kecepatan menjauhnya.
  3.Paul Davies (2005)




B. Teori Keadaan Tetap ( Stabil )


     Dikemukakan oleh ahli matematik dan astronom terkenal bernama Sir Fred Hoyle (1948). Menurut teori ini, jagat raya tidak hanya sama dalam ruang angkasa, tetapi juga tidak ada perubahan seiring berjalannya waktu. Zat-zat baru senantiasa tercipta didalam ruang angkasa yg terbentuk diantara galaksi-galaksi sehingga pada akhirnya akan terbentuk galaksi baru. Zat-zat ini dipercaya sebagai hidrogen yg merupakan sumber asal-usul sebuah bintang. Teori ini mirip dengan teori jagat raya konstan ( constan universe, abad 19 ).




C. Teori Alam Semesta Quantum


    Diciptakan olehWilliam Lane Craig, 1996. Dia mengemukakan bahwa alam semesta adalah sudah ada selamanya dan akan selalu ada untuk selamanya pula. Pada teori quantum, ruang hampa pada hakikatnya tidaklah ada, yg ada adalah partikel-partikel subatomik.

2 komentar: